Sejarah Tanjidor, Musik Khas Betawi yang Menghibur di Halal Bihalal IKA UII
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tanjidor yang menjadi khas Betawi mewarnai acara halal bihalal dan pagelaran seni 57th IKA UII bertajuk “Guyub Bersama Alumni UII" di Teater Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan pada Minggu (28/4/2024).
Ya, Tanjidor lekat dengan budaya khas Betawi, di mana tarian ini memadukan dengan alat musik khas Betawi yang dimainkan secara berkelompok dengan cara ditiup.
Tanjidor berasal dari kata tanji dan dor. Tanji berarti menabuh sedangkan dor adalah bunyi dor, dor, dor. Dua kata itu digabungkan menjadi tanjidor.
Alat musik ini kerap digunakan dalam acara pernikahan, khitanan dan pawai. Berikut adalah sejarah dan instrumen musik tanjidor yang dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan:
1. Sejarah Tanjidor
Tanjidor bermula dari Ernst Heinz, ahli musik dari Belanda mengadakan penelitian musik rakyat di pinggiran Kota Jakarta pada 1974, tanjidor berasal dari para budak ditugaskan bermain musik untuk para tuannya. Tanjidor juga merupakan orkes budak pada masa kompeni.
Para pejabat petinggi Belanda pada masa lalu membangun vila-vila di Cililitan Besar, Pondok Gede, Tanjung Timur, Ciseeng, dan Cimanggis. Di vila-vila tersebut terdapat beberapa budak dan para budak tersebut memiliki kemampuan memainkan alat musik.
Budak-budak itu memainkan alat musik dan menghibur tuannya saat pesta dan jamuan makan. Pada 1860, perbudakan dihapuskan. Para budak yang merdeka pun berinisiatif membentuk perkumpulan musik dan terkenal. Perkumpulan musik tersebut diberi nama Tanjidor.
Tanjidor berkembang di daerah pinggiran Jakarta, Depok, Cibinong, Citeureup, Cileungsi, Jonggol, Parung, Bogor, Bekasi dan Tangerang. Di daerah-daerah tersebut, biasanya orkes Tanjidor membawakan lagu yang berjudul Batalion, Kramton, Bananas, Delsi, Was Tak-tak, Welmes, Cakranegara. Judul-judul lagu itu 'berbau' Belanda, meskipun dengan ucapan Betawi.
Lagu-lagu Tanjidor kemudian berkembang dengan membawakan lagu khas Betawi seperti Jali-Jali, Surilang, Sirih Kuning, Kicir-Kicir, Cente Manis, Stambul, Persi serta lagu-lagu Sunda, seperti Kang Haji, Sulanjana, Daun Pulus dan sebagainya.
2. Alat Musik Tanjidor
Musik Tanjidor terdapat beberapa alat musik yang dimainkan. Alat musik tersebut yakni alat musik tiup dan ditabuh.
Alat musik tiup tersebut yaitu klarinet, piston, trombon, dan terompet. Sedangkan alat musik yang ditabuh adalah drum (membranofon), simbal (perkusi), dan side drums (tambur).
Ya, Tanjidor lekat dengan budaya khas Betawi, di mana tarian ini memadukan dengan alat musik khas Betawi yang dimainkan secara berkelompok dengan cara ditiup.
Tanjidor berasal dari kata tanji dan dor. Tanji berarti menabuh sedangkan dor adalah bunyi dor, dor, dor. Dua kata itu digabungkan menjadi tanjidor.
Alat musik ini kerap digunakan dalam acara pernikahan, khitanan dan pawai. Berikut adalah sejarah dan instrumen musik tanjidor yang dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan:
1. Sejarah Tanjidor
Tanjidor bermula dari Ernst Heinz, ahli musik dari Belanda mengadakan penelitian musik rakyat di pinggiran Kota Jakarta pada 1974, tanjidor berasal dari para budak ditugaskan bermain musik untuk para tuannya. Tanjidor juga merupakan orkes budak pada masa kompeni.
Para pejabat petinggi Belanda pada masa lalu membangun vila-vila di Cililitan Besar, Pondok Gede, Tanjung Timur, Ciseeng, dan Cimanggis. Di vila-vila tersebut terdapat beberapa budak dan para budak tersebut memiliki kemampuan memainkan alat musik.
Budak-budak itu memainkan alat musik dan menghibur tuannya saat pesta dan jamuan makan. Pada 1860, perbudakan dihapuskan. Para budak yang merdeka pun berinisiatif membentuk perkumpulan musik dan terkenal. Perkumpulan musik tersebut diberi nama Tanjidor.
Tanjidor berkembang di daerah pinggiran Jakarta, Depok, Cibinong, Citeureup, Cileungsi, Jonggol, Parung, Bogor, Bekasi dan Tangerang. Di daerah-daerah tersebut, biasanya orkes Tanjidor membawakan lagu yang berjudul Batalion, Kramton, Bananas, Delsi, Was Tak-tak, Welmes, Cakranegara. Judul-judul lagu itu 'berbau' Belanda, meskipun dengan ucapan Betawi.
Lagu-lagu Tanjidor kemudian berkembang dengan membawakan lagu khas Betawi seperti Jali-Jali, Surilang, Sirih Kuning, Kicir-Kicir, Cente Manis, Stambul, Persi serta lagu-lagu Sunda, seperti Kang Haji, Sulanjana, Daun Pulus dan sebagainya.
2. Alat Musik Tanjidor
Musik Tanjidor terdapat beberapa alat musik yang dimainkan. Alat musik tersebut yakni alat musik tiup dan ditabuh.
Alat musik tiup tersebut yaitu klarinet, piston, trombon, dan terompet. Sedangkan alat musik yang ditabuh adalah drum (membranofon), simbal (perkusi), dan side drums (tambur).
(tdy)